Berusaha untuk menjadi lebih sehat selalu menjadi bagian penting dalam hidup kita, dengan satu atau lain cara. Namun ini bukanlah misi yang mudah.

Jika Anda tidak terbiasa mengonsumsi banyak serat, Anda mungkin mengalami gas, kembung, atau buang air besar setelah makan mie shirataki. Biasanya, saat Anda beralih ke pola makan serat yang lebih tinggi, gejala-gejala ini akan membaik.

Beberapa orang yang mengonsumsi glukomanan dalam bentuk tablet padat mengalami penyumbatan pada sistem pencernaan karena glukomanan membengkak saat menyerap air. Masalah ini seharusnya tidak terjadi pada mie shirataki karena kandungan air sudah ada di dalam mie.

Mie shirataki hadir dalam bentuk lho, seperti angel hair dan fettuccini. Mereka tersedia dalam bentuk kering atau dalam air. Jika Anda memilih varietas yang dikemas dalam air, Anda akan mencium bau amis saat membukanya. Baunya berasal dari tepung konjak. Kuras airnya dan bilas hingga bersih, dan baunya akan hilang. Varietas kering tidak akan berbau.

Siapkan mie seperti pasta lainnya, dengan merebusnya dalam air. Setelah mie ditiriskan, beberapa juru masak suka memanggangnya hingga kering di dalam wajan untuk menghilangkan sebagian kandungan air dan mengencangkannya.

Karena mie shirataki memiliki nilai gizi yang sangat sedikit, penting untuk memadukannya dengan bahan lain yang kaya nutrisi. Anda bisa menggantinya dengan pasta di hampir semua resep. Mereka bekerja dengan baik dalam resep Asia dan Italia. Berikut beberapa ide untuk dicoba:

Sajikan kari dengan mie shirataki sebagai pengganti nasi untuk hidangan rendah kalori.

Gunakan mie shirataki dalam sup miso klasik.

Sajikan mie shirataki dengan saus puttanesca.

Buat salad pasta dingin dengan sayuran, mie, dan saus favorit Anda.

Gunakan mie shirataki dalam mangkuk bersih dengan parutan wortel, paprika merah, dan edamame.

Gantikan mie shirataki dengan mie beras yang biasa digunakan di pho.